Nelayan Gebang Cirebon Timur

Wisata Nelayan terbesar di Indonesia dengan jumlah kapalnya.

Pasar Ikan Gebang

Pasar Ikan Gebang Cirebon, Pasar ikan terlengkap di Kota Cirebon

Masjid Agung Gebang Pinatar

Keberadaan Masjid Gebang Pinatar menjadi satu-satunya peninggalan yang masih tersisa.

Pantai Gebang

Pantai Gebang yang sederhana yang banyak kenangan

Pemandangan Kali Ciberes

Pemandangan Kali Ciberes begitu Indah dengan banyak kapal yang bersandar

Thursday, 1 October 2015

Gebang Cirebon

Gebang Cirebon
Aplikasi Android Download Disini

Nelayan Menanti UU yang Bisa Melindungi Mereka

CIREBON- Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 lalu menyebutkan, terdapat 10.639 desa pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/kota dari total sekitar 524 kabupaten/kota se-Indonesia. Dari jumlah tersebut, 7,87 juta jiwa atau 25,14% dari total penduduk miskin nasional yang berjumlah 31,02 juta jiwa, berasal dari desa pesisir.
Potret tersebut berbanding terbalik dengan kondisi kekayaan laut Indoensia yang melimpah ruah, sehingga dibutuhkan undang-undang yang dapat melindungi dan memberdayakan nelayan yang merupakan penduduk pesisir, agar tidak selalu menjadi masyarakat miskin di Indonesia.
Hal itu dikemukakan, Sekretaris Jendral (Sekjen) Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Budi Laksana saat menggelar Diskusi Kampung Nelayan, yang merupakan rangkaian pelaksanaan pesta laut (nadran) nelayan Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, di balai desa setempat, Selasa (29/9).   
“SNI saat ini sedang menanti diterbitkannya Undang Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam, sebagai harapan baru yang memihak kepada nelayan kecil dan tradisional. Rancangan Undang-Undang (RUU) ini perlu dikawal oleh SNI, agar kejadiannya tidak seperti pada UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang digugat (judicial review) di Mahkamah Konstitusi oleh organisasi tani di Indonesia,” kata Budi.
Hingga kini, lanjut Budi, meski laut sangat kaya dan memiliki sumber kekayaan yang berlimpah, namun nelayan di Indonesia masih banyak hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.
 “Hal ini menjadi kontras dengan kekayaan laut di Indonesia. Di dalam Progam Legislasi Nasional (Prolegnas) periode tahun 2010-2014 telah diagendakan pembahasan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan. Dan kini rancangan undang-undang tersebut masuk dalam prioritas Prolegnas tahun 2015,” ujarnya.
Dikatakannya, RUU yang telah lama diperjuangkan oleh para nelayan Indonesia dapat memberi harapan baru terkait ketidakhadiran negara saat nelayan beraktivitas selama ini, terutama para nelayan kecil. Menurut dia, sejak awal SNI dilibatkan dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Komisi IV DPR-RI dan memberikan beberapa masukan dari draf yang telah ada.
Menurutnya, melalui diskusi kampung nelayan yang diadakan tersebut, diharapkan menjadi kesiapan nelayan di Kabupaten Cirebon dalam menyambut lahirnya undang-undang itu.
“Jujur RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam belum banyak diketahui pemerintah daerah, khususnya kepala dinas kelautan dan perikanan, apalagi nelayan itu sendiri. Dan ini menjadi tugas SNI baik yang berada di pusat, provinsi, kabupaten, hingga desa untuk dapat mengawal dan memberikan masukan terhadap isi RUU ini, sebelum disahkan menjadi Undang-Undang,“ paparnya.
Melalui diskusi itu pula, menurut dia, pihaknya mendorong pemerintahan kabupaten, eksekutif dan legislatif untuk  mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang sejalan dengan undang-undang tersebut, nanti.
 “Diskusi yang menghadirkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, DPRD Kabupaten Cirebon, dan petambak garam ini, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Cirebon yang hidupnya tergantung dari perairan wilayah pesisir dan laut, seperti adanya kemudahan akses pasar, permodalan, wilayah tangkap, perumahan bagi nelayan, keamanan nelayan yang bekerja, pendidikan, dan ansuransi nelayan,” ujar pria yang akrab disapa Butet tersebut.
Lebih lanjut Butet berharap, dengan semangat membangun poros maritime, Pemerintah Kabupaten Cirebon, baik pihak eksekutif dan legislatif untuk bisa bekerjasama membangun masyarakat pesisir.
“Kami berharap pemerintah hadir di tengah mereka (nelayan, red),“ pungkasya.
Perlindungan Nelayan
Sementara itu di tempat yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Cirebon, Ali Efendi mengatakan, sejumlah poin yang oa tangkap dalam diskusi tersebut yakni adanya masukan yang perlu disampikan kepada anggota DPR yang tengah membahas RUU tentang Nelayan tersebut di Senayan, salah satunya menyangkut perlindungan nelayan dan keluarganya.
“Pertama banyaknya nelayan yang hilang tetapi keluarganya tidak mendapatkan perlindungan, dalam draf diusulkan untuk mendapatkan asuransi dengan premi dijamain pemerintah, kemudian juga soal harapan para petambak garam yang mengharapkan ada lembaga yang menangani garam, serta subsidi bagi para petambak garam.  Jadi kalau di pertanian ada Bulog, di sektor kelautan pun diharapkan ada lembaga seperti PT. Garam, yang melalui instruksi presiden dapat mengatur harga garam sehingga nanti ada standar harganya,“ terang Ali.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Hj. Yuningsih menyepakati usulan terkait adanya kesejahteraan dan perlindungan nelayan dan keluarga nelayannya oleh pemerintah, termasuk perhatian pada petambak garam.
“Kehidupan nelayan saat ini masih termarjinalkan. Jangankan kesejahteraannya, bahkan nyawanya juga kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Banyak keluhan terutama soal keamanan yang belum mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah, karenanya mesti diikat melalui undang-undang,” kata Yuningsih. (NAW) sumber : fajarnews.com

Friday, 25 September 2015

Wisata Elang Kajar

Gebang Wisata, Elang Kajar Blok. Krapyak Peninggalan Elang Di Gebang

Thursday, 24 September 2015

Petilasan Sumur Ki Jaya

Gebang Wisata Ziarah, Sumur Ki Jaya sumur yang berada di lingkungan Pemukiman di blok Bunut Ds. Gebang Kulon Kec. Gebang Kab. Cirebon. Lokasi di belakang rumah penduduk. atau tanyakan warga setempat.

Petilasan Pangeran Sutajaya Luragung

Menurut Para sesepuh di sekitar pemakaman TPU krapyak Desa Gebang Kulon Kec. Gebang Kab. Cirebon Timur bahwa ada petilasan Pangeran Sutajaya Luragung di TPU krapyak.  untuk memperjelas bahwa petilasan Pangeran Sutajaya Luragung silakan berkunjung dan tanyakan para sesepuh di sekitar TPU.

Wednesday, 23 September 2015

Sholat Idul Adha Desa Gebang Kulon

Gebang 2015, Kebersamaan Sholat Idul Adha Warga Desa Gebang Kulon dan sekitarnya

Monday, 21 September 2015

Petilasan Ratu Siti Fatimah

 Jl. Menuju Pemakaman TPU Pesiraman Obyek Wisata Ziarah Ratu Siti Fatimah. Blok Pesiraman Desa. Gebang Sawah.




Petilasan Ki Buyut Nasir / Ki Buyut Kebuyutan

Jl. Menuju TPU Kebuyutan Wisata Ziarah Ki Buyut Nasir atau Ki Buyut Kebuyutan. Blok Kebuyutan Ds. Gebang Udik

Keraton Elang Denan Gebang

 Wisata Gebang, Rumah Pendopo Keraton Elang Denan yang putranya Bernama Elang Rayi. Blok. Krapyak Desa Gebang Kulon.

Petilasan Makam Pangeran Banda Ilir / Ki Banda Ilir

Gebang, Wisata Ziarah Petilasan Makam Ki Banda Ilir, Awal Nama Gebang Ilir. Tepatnya Di Samping Kantor Pos Polisi Gebang.

Petilasan Sumur Mata atau Sumur Nyi Demi



Petilasan Sumur Mata atau Sumur Nyi Demi, Sumur ini bisa menyembuhkan mata Merah dan Mata lainnya dengan Seizin ALLAH yang kuasa insyallah sembuh. Untuk sejarahnya kita masih misteri silkan tanyakan warga setempat atau sesepuh setempat.

Friday, 18 September 2015

Penemuan Emas Mahkota

Gebang : Masih ingatkah di benak kita Pada tahun 1990an di era Presiden Suharto? bahwa di Gebang di temukan Emas berupa mahkota atau bisa di bilang Emas Bokor? mungkin yang lahir 85 kebawah masih ingat.
Emas Bokor ditemukan warga di TPU Blok Keradenan atau Blok Karang Dogolan berupa dua Mahkota atau Bokor dan bagian lainnya pada saat pemakaman salah seorang warga.
Terus sekarang keberadaanya dimana ? itulah pertanyaan kita? jawabanya ada di Ke Pak. Harmoko, Pak Rudini, Wapres Sutrisno Menteri di era Suharto yang pada saat itu menyaksikannya di pemakaman TPU di blok Keradenan. Pasti beliau tau dan ingat
Apa mungkin di tempatkan di museum? apa mungkin di jual ke kolektor? atau yang lainnya.... banyak faktor bisa terjadi...
Warga Gebang atau Se Gebang seharusnya menelusuri keberadaan Emas Bokor yang hilang tanpa jejak..agar bisa jadi kebangga'an kampung Gebang yang tercinta ini. Sebagai Cagar Budaya Peninggalan Keraton Kerajaan Gebang.

Keris Setan Kober Gebang

Lur, dongeng menjelang malam untuk generasi sekarang yang sudah tidak peduli dengan sejarah. semoga dengan dongeng ini generasi kita mencintai sejarah perjalanan leluhur kita dahulu kala, sehingga kita mencintai dan bangga dengan Kampung halamanya Gebang.
Lur, ini sekedar dongeng, dongeng Keris yang melegenda di Nusantara mungkin kita sudah tau atau sering kita dengar yaitu keris Mpu Gandring yang di pegang Ken Arok Raja Majapahit Yang terkenal dengan senjata makan tuan. karena barang siapa yang memilikinya akan mati. Keris ini jadi kebanggan warga Jawa Tengah saat ini Atau seperti Tatar Tanah Sunda dengan Simbol Kujangnya. sekarang juga jadi kebanggan Warga Sunda dan masih banyak lagi wilayah lain dengan simbol leluhurnya.
Tapi kita Gebang sebenarnya punya lo lur, gak kalah terkenal dengan yang lain. nih kerisnya lur, keris yang tanpa tanding tanpa lawan Keris Setan Kober yang menumpas semua kejahatan dan kesombongan yang akan menggempur Cirebon pada saat itu, Keris Setan Kober kepunyaan Pangeran Gebang, itu sebenarnya kebanggan Warga Cirebon khususnya Gebang. Terus keberadaanya Keris Setan Kober itu dimana ya? keris yang katanya terkenal seantero Nusantara itu.
Konon Keris itu keberadaanya ada dikeraton Cirebon. Keris Setan Kober itu konon dihadiahkan kepada keraton cirebon saat Pangeran Gebang dipungut mantu sama Orang Cirebon dengan Nyi Ratu Pakung Wati. Keris itu juga yang membebaskan mala petaka keganasan Naga Runting di Cirebon. Keris itu juga yang menumpas Cirebon pada saat di serang Roban. dan masih banyak lagi jasa yang diberikan untuk keraton Cirebon.
Jangan salah lo lur keris itu di luar sana banyak yang mengakui bahwa Keris Setan Kober kepunyaan wilayahnya dan kampungnya sendiri Di Jawa Tengah, Tanah Sunda, banyak juga kolektor yang mengakuinya dan msh banyak lagi.
Lur, Orang luar aja suka kebudayaan dan sejarah kita masa kita tidak lur? jangan sampai diakui Negara orang baru kita ribut oar-oar tanpa hasil.
Untuk kebenaranya cerita diatas masih misteri bisa iya bisa tidak ya lur. tapi yang pasti Keris Setan Kober kepunyaan dan kebanggaan Warga Gebang.
Selamat malam lur. mungkin ini dongeng singkat menjelang malam. semoga hari demi hari generasi sekarang semakin mengerti sejarah dan mencintai dan bangga dengan kampungnya Gebang. Amin

Thursday, 17 September 2015

Masjid Agung Gebang Pinatar

Masjid Agung Gebang Pinatar atau Masjid Kaum. yang sekarang Berubah Nama Dengan Masjid Baitul Gofur. Jl. Pangeran Sutajaya Karang Kaum. Adalah satu-satunya peninggalan Keraton Gebang. Masjid ini konon dibangun bersamaan Dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dan juga Masjid yang berada di Istana Japura Cirebon.

Bank BRI Cabang Gebang Kulon, Kec. Gebang Kab. Cirebon

Gebang, Bank BRI Cabang Gebang di Gebang Kulon. Sudah terlalu kecil. Tiap hari selalu penuh mengantri. Mudah"an di perbesar, juga ATM hanya bukan 1 tapi di tambah, juga pelayanan yang kurang cepat. dan juga mudah"an Ada bank lain yang membangun Cabang di Gebang biar ada pilihan.